Sabtu, 14 Maret 2015

Wanita Hina


Teruntuk kamu wanita hina yang merebut lelakiku, saya tidak membenci anda. Hanya saja saya benci kemunafikan anda. Anda pasti ingat apa yang anda ucapkan kepada saya beberapa minggu lalu bukan? Haha itu munafik dik. Saya tidak menduga ternyata seorang gadis kecil cantik seperti anda adalah seorang wanita perusak yang rendah dan tak punya harga diri. Yang mungil seperti anda ternyata adalah wanita penggoda lincah.

Selamat untuk kamu dik yang berhasil membuat lelakiku tergoda. Terima kasih kamu telah menunjukan bahwa penghianat seperti dia tak pantas lagi untuk ku perjuangkan.

Tetapi satu hal yang perlu kamu pahami dik! Kebahagiaan yang kau dapatkan hasil merebut kebahagiaan orang lain tidak akan bertahan lama. Sesuatu yang kau dapatkan dari cara yang salah adalah dia, lelakiku. Kau menyusup masuk kedalam hubungan kami yang saat itu sedang rapuh.

Ya saya paham jika kau menginginkan kekasihku. Tetapi caramu salah dik, ada yang terluka oleh perbuatanmu. Ada yang porak poranda karena ulahmu. Dia adalah kaumu yang seharusnya kau paham bagaimana perasaannya. Tetapi dengan munafikmu kau dengan tamak merebut begitu saja, ya dia milikku.

Tetapi tidak semuanya salahmu. Tak akan pernah ada tamu yang masuk jika tak dibukakan pintu oleh tuan rumahnya. Hanya saja ini adalah sebuah keteledoran kami yang sibuk bertengkar membahas amarah didalam rumah hingga kami lupa membiarkan pintu rumah kami terbuka lebar dan akhirnya kau menyusup masuk kemudian membawa lelakiku pergi keluar rumah yang kami bangun sejak lama itu, dengan iming-iming kebahagiaan yang kau tawarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar