Teruntuk kamu wanita hina
yang merebut lelakiku, saya tidak membenci anda. Hanya saja saya benci
kemunafikan anda. Anda pasti ingat apa yang anda ucapkan kepada saya beberapa
minggu lalu bukan? Haha itu munafik dik. Saya tidak menduga ternyata seorang
gadis kecil cantik seperti anda adalah seorang wanita perusak yang rendah dan
tak punya harga diri. Yang mungil seperti anda ternyata adalah wanita penggoda
lincah.
Selamat untuk kamu dik yang
berhasil membuat lelakiku tergoda. Terima kasih kamu telah menunjukan bahwa
penghianat seperti dia tak pantas lagi untuk ku perjuangkan.
Tetapi satu hal yang perlu
kamu pahami dik! Kebahagiaan yang kau dapatkan hasil merebut kebahagiaan orang
lain tidak akan bertahan lama. Sesuatu yang kau dapatkan dari cara yang salah
adalah dia, lelakiku. Kau menyusup masuk kedalam hubungan kami yang saat itu
sedang rapuh.
Ya saya paham jika kau
menginginkan kekasihku. Tetapi caramu salah dik, ada yang terluka oleh
perbuatanmu. Ada yang porak poranda karena ulahmu. Dia adalah kaumu yang
seharusnya kau paham bagaimana perasaannya. Tetapi dengan munafikmu kau dengan
tamak merebut begitu saja, ya dia milikku.
Tetapi tidak semuanya
salahmu. Tak akan pernah ada tamu yang masuk jika tak dibukakan pintu oleh tuan
rumahnya. Hanya saja ini adalah sebuah keteledoran kami yang sibuk bertengkar
membahas amarah didalam rumah hingga kami lupa membiarkan pintu rumah kami
terbuka lebar dan akhirnya kau menyusup masuk kemudian membawa lelakiku pergi
keluar rumah yang kami bangun sejak lama itu, dengan iming-iming kebahagiaan
yang kau tawarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar